Pada
eBook “SENI BERKOMUNIKASI | Mengenal Diri = Mengenal Orang Lain” yang saya
pelajari dari Team EXPOS beberapa tahun silam, saya hanya diajarkan 4 Point
penting didalamnya, bagi anda yang sudah membacanya tentunya anda mengetahui 4
Point penting tersebut, nah…pada artikel ini saya akan menjelaskan secara lebih
mendalam tentang penggunaan 4 point tersebut ketika kita berkomunikasi, mungkin
bagi anda yang belum membacanya, ada baiknya jika anda mendownloadnya terlebih
dahulu , karena sudah saya berikan secara gratis, silahkan baca eBook tersebut,
setelah membacanya anda bisa meneruskan mendalaminya pada artikel ini agar anda
lebih mudah memahami maksud dari artikel ini nantinya.
Kalau
anda sudah mengingat 4 point penting tersebut, marilah kita bahas pendalamannya
lebih lanjut, yaitu setiap orang ketika berkomunikasi pasti sangat amat ingin
merasa di beri perhatian, perhatian disini bisa dengan banyak cara, seperti
yang saya temukan ketika melakukan komunikasi, dan hal paling pertama kali yang
dibutuhkan ketika mulainya sebuah komunikasi adalah mendengarkan.
Dengarkan, maka dia
merasa diperhatikan
Dalam
kasus komunikasi, hal pertama yang sangat wajib kita lakukan adalah
mendengarkan dengan tulus ketika kawan bicara kita sedang berbicara.
Mendengarkan dengan tulus disini tidak berarti menjadikan anda layaknya robot
yang sama sekali tidak ada timbal balik, justru tidak ada ketulusan disana
ketika anda hanya mendengarkan saja. Hal yang perlu anda ketahui adalah ketika
seseorang berbicara, tentunya dalam hatinya ingin mendapat perhatian anda dari
apa yang dibicarakannya, dan sebagai bentuk anda memberi perhatian pada
perbincangan tersebut, maka sangat diperlukan sekali timbal balik atau feedback
dari anda.
Berikanlah
feedback yang tepat sesuai dengan apa yang dibicarakan, dan rahasia penting
dalam memberikan feedback adalah tidak usah memberikan feedback dengan cara
mengulang apa yang dibicarakan, karena hal ini akan membuat dia merasa anda
hanya copy paste apa yang baru saja dibicarakannya, inilah rahasianya.
Anda
hanya perlu mengambil inti dari apa yang dibicarakannya, carilah apa yang
menurut dia penting dari pembicaraan tersebut, hanya ketka anda tulus
mendengarkan maka anda akan menemukan bagian yang penting itu, namun jika
tidak, maka hanya akan muncul bias-bias dari pikiran anda sendiri, yang
mengindikasikan ke pikiran kawan bicara anda bahwa anda tidak sedang memberi
perhatian pada obrolan tersebut. Disinilah ketulusan menjadi sangat berarti
dalam berkomunikasi.
Setelah
mempelajari hal ini terlebih dulu, ternyata setelah mempelajari ilmu NLP,
dsiana ada yang namanya “Pacing – Leading”. Namun saya tidak akan membahasnya,
mungkin saja anda lebih hebat dengan penggunaan istilah-istilah tersebut,
disini saya hanya akan membahas secara sederhananya saja.
Dengan
mendengarkannya dan memberikan feedback dari apa yang dibicarakannya, maka anda
sudah memberi perhatian kedalam komunikasi tersebut, bahkan sebenarnya anda
sudah masuk dalam orang yang mampu mengerti orang lain (Point penting ke 2).
Bagimana rasanya ketika anda merasa diperhatikan dan di mengerti oleh orang
lain? Tentunya anda merasa nyaman dengan orang tersebut bukan?
Jangan singgung bagian sensitif
Hampir
setiap orang memiliki bagian-bagian yang sensitif, entah dalam dirinya, maupun
dalam cerita kehidupannya di masa lalu, perhatikan hal ini dengan baik jika
anda ingin kawan bicara anda merasa jauh lebih nyaman dengan anda.
Jagalah
ucapan anda dalam hal ini, seperti halnya anda menjaga bagian sensitif dalam
kehidupan anda, rasakan hal yang sama pada kawan bicara anda yang tidak mau
bagian sensitif tersebut di singgung atau dibicarakan.
Bagian
sensitif ini bisa saja berada pada diri orang tersebut, dan bisa juga pada
peristiwa masa lalu orang tersebut, misalnya saja, anda tahu bahwa orang
tersebut sangat tidak suka di sebut sebagai orang yang gendut, stop….anda harus
berhenti apabila pembicaraan anda akan mengarah pada urusan yang sekiranya akan
menyinggung hal tersebut, atau cari kalimat lain yang lebih halus ketika di ucapkan,
inilah yang perlu anda lakukan ketika menemui komunikasi semacam itu.
Ketika
anda sudah mahir melakukan hal tersebut, tanpa mengingat-ingat bahwa anda telah
telah mengerti, menolong dan menghormati kawan bicara anda dengan cara hal
tersebut, maka kemungkinan besarnya ketulusan sudah anda dapatkan.
Inilah
seninya yang saya katakan dalam berkomunikasi, kita harus pandai melihat
situasi pembicaraan, kita harus pandai melihat kawan bicara, siapakah dia yang
sedang kita ajak bicara? Karena dengan melihat siapa yang kita ajak bicara akan
sangat berpengaruh pada arus komunikasi kita, kita juga harus pandai melihat
kondisi ketika berkomunikasi, karena dengan begitu anda bisa merangkai kalimat
apa saja yang bisa anda gunakan, nah sangat artistik sekali bukan?
Ketika
kita hanya ceplas-ceplos berbicara tanpa mengenal tempat, waktu keadaan dan
orang yang anda ajak bicara, maka bisa hamper dipastikan bahwa kita adalah
orang yang egois, kita hanya mau di perhatikan tanpa mau memperhatikan, kita
hanya mau di mengerti tanpa mau mengerti, kita hanya mau dihormati tanpa mau
menghormati dalam komunikasi kita.
Selain
dilihat dari sudut pada itu, yang perlu anda ketahui lagi adalah, hal ini sama
sekali bukanlah hal yang baku, disini anda mungkin akan menemukan hal yang artistik
lagi. Tidak baku artinya, anda tidak harus melakukan seperti diatas kepada
setiap komunikasi anda, anda harus fleksibel, ingat !!! jadilah fleksibel,
karena bisa jadi setiap komunikasi yang anda temukan berbeda situasi dan
kondisinya, apalagi dengan orang yang berbeda. Saya sangat ingin menjelaskan
secara lebih mendetil kepada anda, sayangnya keterbatasan saya dalam
menjelaskan secara lebih mendetil karena tulisan tidak selamanya dibaca dengan
benar, dikarenakan sudut pandang kita yang mungkin saja berbeda. Namun ijinkan saya memberi anda saran, anda bisa memegang 4 point penting dalam
berkomunikasi, dan anda juga harus jeli dengan situasi, kondisi, dan siapa
orang yang anda ajak bicara, ke- 4 point itu akan sangat berguna sekali bagi
komunikasi anda....anda bisa temukan sendiri manfaatnya setelah anda mempraktekkannya dalam setiap komunikasi anda.
0 comments:
Post a Comment
Komentar anda menunggu moderasi dari kami sebelum muncul, Terima kasih.