Sore itu matahari tampak menyilaukan mata, seorang pemuda duduk di bawah pohon yang agak besar dengan pandangan layu dari matanya, memandang kejauhan dengan tatapan kosong, entah apa yang dipikirkannya. Cukup lama pemuda itu terdiam, tiba-tiba ia mengangkat tangannya seraya berdo’a,
“Ya Tuhan, Ujian apalagi yang Kau berikan kepadaku, kenapa aku harus menerima beban berat ini, jika ini adalah kehendakMu, maka….
….Berikanlah kesabaran padaku, Berikanlah kekuatan untukku agar bisa melewati ujian dariMu, ikhlaskan diriku terhadap setiap peristiwa pahit yang menghampiri”.
Lalu kesendiriannya buyar ketika ada seorang yang sudah agak tua mendekatinya dan menyapanya,
“apa yang sedang dilakukan pemuda sepertimu, disini?” Tanya orang tua itu.
“aku mendengar kamu sedang berkeluh kesah kepada Tuhan, memang ada apa denganmu, anak muda?” lanjut tanyanya dengan seulas senyum diwajahnya.
Seperti sudah mengenalnya, pemuda itu menjawab dengan lesu,
“aku merasakan banyak cobaan yang kuhadapi dalam hidup ini pak tua, aku merasa bebanku semakin berat, hampir-hampir tak sanggup aku menahannya”.
“oh, jadi karena alasan itu kamu memerintah Tuhan?” Tanya pak tua.
“memerintah? Apa maksudmu pak tua?” jawabnya dengan kebingungan.
“aku sedang berdo’a kepadaNya, bukankah kita di anjurkan untuk berdo’a?” lanjut tanyanya.
“ya betul, kamu betul sekali anak muda, hanya tadi aku mendengarnya lebih mirip dengan sebuah perintah. Ya, mirip dengan memberi perintah kepada Tuhan” jawab pak tua masih dengan senyumnya.
“bagian mana?” tanyanya masih dengan wajah kebingungan
“tadi kau bilang seperti ini” Pak Tua mencoba menjelaskan
“berikanlah kesabaran kepadaku, berikanlah kekuatan kepadaku”
“nah, bukankah itu mirip seperti perintah?” lanjut pak tua,
“kesabaran itu harus kau latih anak muda, justru masalah yang ada itu untuk melatih kesabaranmu dan memperbesar ‘otot’ keyakinanmu kepadaNya, Dia selalu mengawasimu dengan Kasih SayangNya, justru menurutku kau tak memiliki masalah jika memandang dari sudut pandang ini, bukankah kau harusnya mensyukuri karena kamu lebih di perhatikan olehNya, hanya saja ‘pesan’ itu terselip pada sebuah masalah, dan kamu kurang menyadari bahwa ternyata itu adalah anugerahNya” Jelas pak tua.
“jadi, jangan memintaNya memberimu kesabaran, karena sebenarnya kamu sudah di beri, syukurilah. Jangan memintaNya memberimu kekuatan, rasakan dan sadarilah. Dengan begitu kuyakin kamu akan jauh lebih sabar dan kuat” Lanjut pak tua menerangkan.
Pemuda itu pun terdiam dengan penjelasan pak tua barusan, karena dia tak menyadari sudut pandangnyalah yang ternyata membuatnya merasa lemah selama ini, dan tak menyadari dia pun seringkali memerintah Tuhan dalam do’anya.
0 comments:
Post a Comment
Komentar anda menunggu moderasi dari kami sebelum muncul, Terima kasih.