Keponakan ku :
Lahir 02 November 2013, 23.14 WIB hampir tengah malam, menuju perubahan hari.
Syukurlah, ini salah satu hari yang bahagia buat saya, hari dimana keponakan saya lahir. Lho, bukankah kebanyakan orang bahagia dengan adanya hal itu? Hahaha, mungkin tidak, mungkin tidak sedikit orang yang sebahagia saya ketika menjadi seorang paman.
Setiap orang didunia ini memiliki peristiwa hidup yang berbeda, sehingga ‘melahirkan’ pola pikir yang berbeda. Bahkan 2 orang yang lahir kembar pun, akan tetap memiliki perbedaan. Ingat, pikiran manusia terbentuk atas apa yang di alaminya, apa yang dia lihat, dengar dan rasakan, masuk kedalam pikirannya yang terdalam, kemudian menjadi pola pikir. Apa yang dialaminya bisa menjadi nilai maupun belief yang akan di‘anut’nya dalam menjalani kehidupan ini.
Dulu sekali, ketika saya dan kakak saya masih kecil, kami sering bermain bersama, bercanda bersama, tertawa bersama, namun ketika menginjak dewasa, sayangnya kakak saya bergaul dengan lingkungan yang bisa di bilang salah. Berbeda dengan kami waktu kecil, kami yang sudah dewasa justru malah kurang akrab satu sama lain, kami juga pernah bertengkar adu jotos, ini (seharusnya) menjadi pengalaman yang kurang menyenangkan dalam hidup saya dengan kakak kandung saya sendiri, dan (seharusnya) saya membenci kakak kandung saya tersebut, tapi tidak, guru-guru saya tidak pernah mengajarkan hal seperti itu, saya tetap menyayangi kakak saya, tentunya dengan mereframing cara pandang saya terlebih dulu, syukurlah, ternyata dengan perubahan pola pikir, berubah pula perasaan yang saya hasilkan.
Waktu terus berjalan, hari pun beganti-ganti, beruntungnya saya di pertemukan banyak guru yang hebat, yang merubah pola pikir saya, dan saya pun merubah cara pandang saya akan kehidupan ini, dari sana, lahirlah perilaku saya yang baru. Ternyata perubahan perilaku saya memicu perubahan perilaku orang-orang di sekitar saya, tidak terkecuali kakak kandung saya tersebut. Kami kembali seperti ketika kami kecil dulu, bonusnya, kakak saya tersebut malah lebih menghargai saya, lebih hormat terhadap adiknya sendiri, yaitu saya.
Entah, saya merasakan betapa mudahnya merubah sikap orang lain, jika saya merubah sikap saya terlebih dulu. Tentunya ini adalah pelajaran yang saya serap dari guru-guru saya. Terima kasih para guru yang dengan senang hati menambah ‘daftar pustaka’ pemikiran saya.
Keponakan ku yang kelak memanggilku dengan sebutan ‘om’
Tepat ketika saya mendengar, istri kakak saya akan melahirkan, pikiran saya langsung saya tujukan pada hal-hal yang menyenangkan, ketimbang memikirkan pengalaman masa lalu dengan kakak saya, yang malahan akan menimbulkan efek kurang menyenangkan pada perasaan saya. dan inilah pilihan saya, saya memilih memikirkan ketika ada seorang anak yang akan memanggil saya dengan sebutan “paklek” --panggilan paman untuk orang jawa-- sebelum nama saya, untuk kali pertama ….hahaha, betapa perasaan yang muncul adalah perasaan yang menyenangkan ketika saya memilih untuk memikirkan hal tersebut, betapa saya girang bukan main ketika saya memikirkan bermain dengan keponakan saya ketika dia sudah besar nanti.
Seandainya saja, saat itu saya memikirkan pengalaman masa lalu, entah apa yang akan terjadi pada perasaan saya. Ah…Tidak, saya tidak mau memikirkannya, saya lebih suka memilih pikiran-pikiran yang menyenangkan, pikiran yang ‘menyimpang’ dari orang kebanyakan, pemikiran diluar standar orang-orang yang katanya ‘waras’.
Jadi keponakan ku, inilah paklek mu, panggillah aku Paklek Prasetyo dari mulut mungilmu….hahaha.
0 comments:
Post a Comment
Komentar anda menunggu moderasi dari kami sebelum muncul, Terima kasih.